Selasa, 26 Mei 2015

Kupas Tuntas Air Radiator


Memilih air untuk kebutuhan pendinginan radiator , sebetulnya gak susah susah amat...asal ada sedikit kemauan ....


Sebelum memutuskan memilih air radiator , kita lihat pengujian yang dilakukan di lab puskesmas dusun koplak.

Pengujian ini menggunakan 4 air yang paling banyak dipakai secara umum , 4 buah paku besi , 4 gelas plastik bekas air minum.

No 1. Air kulen yang harganya murah , sekitar Rp.25,000 
No.2. Air kulen yang harganya sedang sekitar Rp 55,000
No.3. Air tetesan dari AC gratis 
No.4. Air sumur / air ledeng ( air mineral ) gratis

Pengujian dilakukan dengan merendam paku di masing2 cairan tadi selama 3 hari. dan hasil nya seperti di bawah ini.

Paku yang direndam di gelas no.1 dan no. 2 (air kulen), tidak menunjuk kan perubahan apapun. Artinya paku tidak berkarat , dan airnya tetap tidak berubah.

Paku yang direndam di gelas no.3 , terlihat ada kotoran hitam yg terlepas, dan paku berubah jadi hitam . sedangkan air nya tetap jernih dan bening.

Sedangkan paku yang direndam di gelas no.4 , berubah jadi kuning , didasar plastikpun berubah jadi kuning , dan airnya berubah jadi keruh.

Berdasarkan pengujian ini , tidak perlu lagi penjelasan air mana yang layak untuk dipakai sebagai air pendingin radiator.

Yang perlu dilakukan ketika akan memilih air radiator adalah cukup celupkan logam selama 3 hari , dan lihat hasil nya.

Karena bisa jadi air kulen atau air tetesan ac , atau air sumur atau air ledeng tiap daerah berbeda.

Tambahan sebagai referensi.

Bahan dasar air kulen adalah air destilasi dicampur dengan ethylene glycol , dengan perbandingan 60 : 40 %

Ethylene glycol memiliki titik didih hampir sekitar 200 derajat celcius , dan memiliki titik beku sekitar minus 13 derajat celcius.

Tidak ada zat dalam air kulen yang bisa merontokkan karat , membuat mampet saluran radiator .

Yang harus dilakukan ketika akan beralih dari air biasa ke air kulen adalah korok radiator sampai bersih , lalu kuras sesuai petunjuk " Cara menguras air radiator ".